Kemarahan (1)

Masih ada begitu yang percaya dijanjikan uang besar tanpa barang atau kurang cek kondisi barang yang dijadikan transaksi? Sampai ngumpulin modal tapi pinjam sana sini. Kalau kami tegur malah sombong, dibilang ikut campur, menghina.

Dia pikir tidak merugikan orang lain. Padahal keluarganya lah yang menanggung segala kesalahannya.

Dia pikir tidak melakukan kesalahan. Tiada kata maaf satu pun meluncur dari hati ke mulutnya. Lalu membalikkan keadaan bahwa kami lah yang bersalah.

Apatah gunanya marah kepadanya. Hatinya tertutup tanpa penyesalan. Sekecil salah tak diakui dan tidak dimaafkan. Mungkin ia tidak perlu lagi keluarganya?Semenjak itu, ia tahu bahwa kini keluarga benar-benar tak ada yang peduli lagi kepadanya.