Menikmati Hari Ini (Hari 29): REFLEKSI DAN RELAKSASI

Kali ini aku juga bercerita tentang hari kemarin. Di hari ulangtahunku yang ke -35 membuat saya harap-harap cemas dengan anggapanku dulu bahwa aku akan tutup usia di usia segini. Entah apa yang menjadi pertimbanganku mengapa aku mudah menentukan hariku tutup usia. Padahal semua tentang kehidupan misteriNya Tuhan.

Tapi aku juga teringat bagaimana kalimat refleksi selalu mengatakan “Andai hari ini adalah hari terakhirmu, apakah yang akan kamu lakukan?” di salah satu renungan harian yang saya baca, terjawab: lakukan seperti biasa. Namun, tentunya ada banyak hal yang patut menjadi refleksi untuk diri kepada orang sekitar.

Saya tidak tahu usia berapa akan dipanggil Tuhan kembali pulang. Namun, hari-hari ini membuat saya penuh dengan refleksi dan relaksasi. Refleksi karena saya harus memperbaiki kembali relasi denganNya, pun relaksasi karena saya seringkali merasa cemas.

Saya bersyukur di hari ulangtahun saya bisa mengikuti studi Alkitab bersama orang-orang baru. Kali ini tema 8 pertemuan sampai 7 hari ke depan lagi adalah tentang karunia Roh Kudus. Saya menyadari bahwa Tuhan itu sangat baik, dan betapa dasyatNya Roh Kudus.

Doa: Tuhan terimakasih, karena kejadianku sungguh indah. Selalu sertaku ya Tuhan supaya aku mampu melewati semua, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu saya temukan jawabannya saat ini.

Menikmati Hari Ini (Hari 24): TIDAK SESUAI RENCANA

Saya bersyukur biasanya hal-hal yang tidak sesuai rencana menjadi pemicu saya merasa cemas dan tertekan. Kali ini tidak.

Jadi ada dua acara yang berbenturan. Seharusnya hari ini saya ada sesi pertama untuk ikut studi Alkitab, tapi saya sudah terlanjur janji dengan alumni sekolah terkait acara dalam waktu dekat. Semua karena ketidaktahuan saya studi Alkitab dimulai dalam minggu ini.

Puji Tuhan lancar untuk pertemuan online yang memakan waktu satu jam lebih. Saya pun terpaksa tidak bisa ikut kegiatan studi Alkitab secara daring tersebut. Untungnya saya masih ada kesempatan untuk ikut di kelas lain di hari Selasa minggu depan.

Terimakasih untuk Tuhan yang begitu baik menemani saya dalam pertemuan dan kesalahpahaman jadwal sehingga saya masih tetap bisa tenang melaluinya.