Kemarahan (1)

Masih ada begitu yang percaya dijanjikan uang besar tanpa barang atau kurang cek kondisi barang yang dijadikan transaksi? Sampai ngumpulin modal tapi pinjam sana sini. Kalau kami tegur malah sombong, dibilang ikut campur, menghina.

Dia pikir tidak merugikan orang lain. Padahal keluarganya lah yang menanggung segala kesalahannya.

Dia pikir tidak melakukan kesalahan. Tiada kata maaf satu pun meluncur dari hati ke mulutnya. Lalu membalikkan keadaan bahwa kami lah yang bersalah.

Apatah gunanya marah kepadanya. Hatinya tertutup tanpa penyesalan. Sekecil salah tak diakui dan tidak dimaafkan. Mungkin ia tidak perlu lagi keluarganya?Semenjak itu, ia tahu bahwa kini keluarga benar-benar tak ada yang peduli lagi kepadanya.

Reviu Film : Jirisan

Kali ini, saya berpindah minat dari tema hukum ke alam. Ya, ketika saya menonton film bertemakan khusus, maka sederet film bertemakan yang sama akan muncul dalam menu referensi untuk Anda. Jadi, mengubah minat tentu saja memicu rasa penasaran, dan pilihan kali ini jatuh kepada Jirisan. Saya tergoda menekan tombol play saat membaca singkat ringkasan film.

Sedekat apa saya dengan gunung?
Saya tipe wisatawan “koper”. Pernah memang trekking dan berkemah, namun jika boleh memilih saya hanya ingin berlibur di villa di kawasan pegunungan saja. Namun, saya tahu teman-teman yang sangat mencintai mendaki gunung. Salut dengan ketahanan fisik dan bagaimana mereka bisa bersahabat dengan alam.

Penasaran saya kali ini juga dengan profesi jagawana, saya jadi tahu peran mereka dari film Thai Cave Rescue yang saya tonton sebelumnya. Melalui film Jirisan, setidaknya saya semakin tahu jagawana melindungi alam dan manusia lain yang berada di sana.

Film Jirisan lumayan menambah pengetahuan untuk awam seperti saya. Adapun beberapa pengetahuan penting yang saya dapatkan seperti tanda alam yang berakibat bencana seperti hujan lokal dan banjir, juga kebakaran hutan.

Seperti film drama Korea Selatan lainnya, tentu saja film ini menyajikan drama yang menarik untuk layak ditonton. Ya, kalau tidak malah seperti film dokumenter.

Namun, untuk film ini jangan sekali-sekali menonton terpotong melewatkan episode. Saya pun yang hobi menonton menyambi pekerjaan lain harus mengkhususkan waktu untuk per episode tanpa potong tengah. Alur cerita Jirisan maju mundur. Terbagi menjadi cerita di tahun yang berbeda.

Penilaian saya untuk film Jirisan, “menyukai”. Saya tidak klik di “sangat menyukai” meskipun ceritanya memang lumayan menarik dan ada beberapa kutipan skrip yang mendalam. Mungkin saya harus membandingkan dengan tema serupa atau perlu membaca fakta lain di balik film ini untuk menaikkan penilaian.

Reviu Film: Manifest

Film Manifest sepertinya film terpanjang kedua di Netflix yang pernah saya tonton. Saya tidak percaya sudah menghabiskan 52 episode, sebelum episode lanjutan yang akan tayang di 2023.

Panggilan sebagai benang merah utama misteri film ini membuat saya terus merasa penasaran. Bukan itu saja, beberapa bagiannya pun membuat saya bergidik, namun juga penuh makna.

Saya pernah beberapa kali memiliki penglihatan namun tidak terhubung seperti di film. Salah satunya yang membuat saya terperangah adalah teringat St. Antonius (St. Antonio) adalah orang kudus dalam Gereja Katolik yang melindungi orang yang kehilangan sesuatu. Saya pernah memiliki penglihatan menemukan kunci yang hilang sewaktu mengandung anak pertama yang sedari awal sudah saya beri nama baptis Antonio, tetapi saya baru tahu ternyata St. Antonius memiliki misi tersebut. Lucunya, si sulung sekarang malah suka menyembunyikan barang.

Makna lainnya yang saya dapatkan adalah tentang ego manusia menghindari ketetapan Tuhan. Setengah perjalanan film ini berisi segala misi untuk menghindari tanggal kematian para penumpang. Mulai dari sini saya melihat keaslian watak tokoh-tokoh ketika dihadapkan pelbagai tekanan hidup.

Ada pengorbanan, pengampunan, kerjasama, ketulusan, sampai dengan sosok manipulatif seperti iblis dan orang-orang yang terlalu gila dengan kesucian diri hingga mampu menyakiti sesamanya. Di akhir episode musim empat tahun 2022, Angelina merupakan tokoh yang ingin saya lampiaskan emosi gemas kepadanya. Yah, tapi, saya juga merasa, bisa jadi ulah dirinya sendiri yang membawanya kepada maut. Lalu, bagaimana dengan si tukang berkorban, Zeke? Tentunya semua akan terjawab di episode yang akan tayang di 2023.

Menghitung Berkat Hari – 3

Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?” (TB Yun 4:11)

Allah berbelas kasih.

Saya pernah seperti Yunus yang tidak bersedia pihak tertentu diampuni. Padahal yang disakiti langsung bukan saya. Tapi saya merasa hal itu tidak adil mengingat orang lain tersebut tidak memahami kesalahannya.

Masih lebih baik Niniwe yang mau bertobat. Jadi, yang disakiti adalah mama saya, mama waktu itu hanya mengatakan, “Mengalah saja demi saudara.” Mama memilih tidak mau memperpanjang masalah.

Benar saja, beberapa tahun belakangan ini hubungan kami malah membaik. Bahkan mama tetap santai seperti tidak pernah ada masalah.

Melalui mama saya, saya memahami hati Tuhan yang penuh belas kasih. Seperti Tuhan yang mengasihi Niniwe, tentunya kepada kita Tuhan tentu juga sayang.

Doa:
Terimakasih, Tuhan. Engkau telah menunjukkan hatiMu yang penuh belas kasih. Kiranya hamba bisa memiliki hati seperti hatiMu.

Menghitung Berkat (Hari 2)

Sudah lama saya tidak melanjutkan menulis jurnal ini. Jurnal ini ditulis lewat dari seminggu dari hari pertama.

Puji Tuhan saat ini saya ikut workshop menulis, yaitu KMO (Kelas Menulis Online).
Bersyukur kepada Tuhan, bukan hanya menambah aktivitas tetapi saya seperti ikut kursus. Ini melatih saya untuk tetap aktif menulis.

Hal kedua yang saya syukuri adalah anak dalam kandungan saya sehat. Saya menengoknya melalui USG setelah dapat rujukan dari psikiater.

Ada banyak hal yang bisa disyukuri. Tuhan baik setiap hari. Termasuk si Nyo yang sudah sembuh dari batuk, kini dia mulai menikmati makanannya pasca sembuh. Terimakasih, Tuhan.

Menghitung Berkat (Jurnal 1)

Setelah 30 hari terapi menulis, kini harus dilanjutkan lagi untuk tetap menulis jurnal. Jurnal ini bertema menghitung berkat, ketika setelah menulis renungan diakhiri dengan berkat apa saja yang sudah saya dapat hari ini atau hari sebelumnya.

Tetapi Tuhan menjawab Musa: “Masakan kuasa Tuhan akan kurang untuk melakukan itu? Sekarang engkau akan melihat apakah firman-Ku terjadi kepadamu atau tidak!” (TB Bil 11:23)

Seringkali merasa tidak selalu cukup. Ayat tersebut menjadi awal untuk saya semakin percaya kuasa Tuhan selalu ada dan mencukupi apa yang menjadi kebutuhan saya dan keluarga.

Seringkali merasa cemas, namun kembali perlu diingat Tuhan ada dengan kuasaNya yang tidak terbatas. Ketika merasa cemas, ingat dan berpeganglah kepada Tuhan.

Menghitung berkat: aku bersyukur keselamatan perjalanan sabtu lalu ke Bandung, kesehatan prima keluarga, internet sudah dibayarkan, belanja setengah bulan, dan sayuran masih ada untuk dimasak, cadangan air minum terisi. Pekerjaan rumah dilancarkan, bayiku sehat, anakku sehat, suami dapat pekerjaan dan sehat. Semua diberi kesehatan yang baik.

Tuhan limpahkan berkat untuk kami sesuai dengan apa yang kami butuhkan

Menikmati Hari Ini (Hari 30) : MULAI STABIL

Sudah berbulan-bulan aku merindukan untuk ada rasa ingin bekerja. Aku tahu rasanya keringanan itu. Seperti biasanya setelah papa mulai bekerja, aku bangun sekira pukul 6. Pagi itu juga aku merasakan keringanan tangan untuk bekerja.

Punggung yang nyeri tidak lagi membebaniku. Punggung yang berat untuk beraktivitas sudah terasa lebih ringan.

Apakah semuanya sungguh kembali seperti awal? Tidak. Ada yang belum kembali seperti terakhir saya memiliki rasa menggebu untuk bertemu orang, perasaan memiliki visi dan misi itu saat ini hilang.

Rasanya ingin kembali. Tapi itu semua suatu keenggananku dan terasa sangat jauh. Kali ini aku tetap melangkah tidak memaksa, tidak terburu-buru. Semua harus tetap disyukuri karena ini adalah sebuah proses.

Doa: Tuhan, terimakasih karena keinginanku untuk bekerja sudah mulai pulih. Sertaiku dan keluargaku, Tuhan, untuk aku tetap kuat.

Menikmati Hari Ini (Hari 29): REFLEKSI DAN RELAKSASI

Kali ini aku juga bercerita tentang hari kemarin. Di hari ulangtahunku yang ke -35 membuat saya harap-harap cemas dengan anggapanku dulu bahwa aku akan tutup usia di usia segini. Entah apa yang menjadi pertimbanganku mengapa aku mudah menentukan hariku tutup usia. Padahal semua tentang kehidupan misteriNya Tuhan.

Tapi aku juga teringat bagaimana kalimat refleksi selalu mengatakan “Andai hari ini adalah hari terakhirmu, apakah yang akan kamu lakukan?” di salah satu renungan harian yang saya baca, terjawab: lakukan seperti biasa. Namun, tentunya ada banyak hal yang patut menjadi refleksi untuk diri kepada orang sekitar.

Saya tidak tahu usia berapa akan dipanggil Tuhan kembali pulang. Namun, hari-hari ini membuat saya penuh dengan refleksi dan relaksasi. Refleksi karena saya harus memperbaiki kembali relasi denganNya, pun relaksasi karena saya seringkali merasa cemas.

Saya bersyukur di hari ulangtahun saya bisa mengikuti studi Alkitab bersama orang-orang baru. Kali ini tema 8 pertemuan sampai 7 hari ke depan lagi adalah tentang karunia Roh Kudus. Saya menyadari bahwa Tuhan itu sangat baik, dan betapa dasyatNya Roh Kudus.

Doa: Tuhan terimakasih, karena kejadianku sungguh indah. Selalu sertaku ya Tuhan supaya aku mampu melewati semua, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu saya temukan jawabannya saat ini.

Menikmati Hari Ini (Hari 28): DOA DAN UCAPAN

Hari ini genap aku berusia 35 tahun. Ucapan dan doa mengalir dari rekan dan saudara. Aku mengucap syukur dengan segala hal yang boleh dilalui selama ini.

Salah satu perhatian, rutin tiap tahun ada seorang staf pembicara yang selalu mengirim pesan selamat ulangtahun, diakhiri dengan: “Ada yang ingin didoakan?” Kali ini ia bertanya juga mengenai jawaban doa yang tahun lalu.

Ternyata tahun lalu aku sedang bergumul dengan visi dan mimpi tentang masa depan yang menghampiriku. Ketika itu yang hanya kuinginkan adalah semakin dekat denganNya, aku khawatir jika karuania itu mengusikku malahan juga menjauhkanku dari Tuhan.

Lalu aku menjawabnya, “Tuhan memberikan segala cara terbaik untuk aku tetap dekat denganNya.” Aku teringat, diagnosa tahun lalu memukulku dan hidupku kini penuh dengan refleksi dan relaksasi. Aku serasa lumpuh, namun pelan-pelan dalam keheningan selalu mencari kedekatan dengan Tuhan.

Doa: Tuhan, terimakasih dengan segala caraMu yang tentunya terbaik dan indah bagiku. Amin

Menikmati Hari Ini (Hari 27) : PENGHIBURAN

Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. (TB 2Kor 1:3-4)

Saya sering bertanya kepada Tuhan, “Mengapa saya menjadi seorang yang menderita bipolar?” Belum tentu semua orang paham, semua hanya mengira pikiran saya yang lemah.

Mungkin, iya. Tapi saat ini saya lebih bisa memahami penderitaan orang dari sudut lain dan pelan-pelan bisa mengungkapkan empati tersebut kepada mereka.

Doa: Tuhan, dalam ketidakpahaman saya. Saya tetap menemukanMu selalu besertaku. Jadikan aku sanggup melaluinya di dalam Engkau dan berdampak baik bagi sesama. Amin.